MALANG—Tak hanya belajar teori dalam ruang kuliah, mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Cipta Husada (STIKes WCH)  juga harus mampu menyampaikan ilmu yang telah dipelajari ke masyarakat.

2 diantaranya adalah Dwi Aulia Wardhani dan Mela Eka Wardani. Mahasiswa Program Studi (Prodi) Gizi itu melakukan penyuluhan dengan tema yang telah ditentukan dihadapan beberapa staff STIKes WCH.

Dihadapan bapak-bapak staff STIKes WCH tersebut, 2 Mahasiswi semester 5 ini berusaha tenang meski nampak jelas rasa gugup. Bagaimana tidak, ia harus melatih mental untuk bisa berbicara dihadapan bapak-bapak selaku target sosialisasi sebelum benar-benar terjun saat Praktik Kerja Lapangan (PKL) nanti.

Untuk Dwi Aulia Wardani, ia menjelaskan  tentang penyakit Gagal Ginjal Kronik (GGK). Namun, sebelum menjelaskan lebih detail apa itu GGK, ia membagikan terlebih dahulu beberapa pertanyaan dalam bentuk lembaran agar dijawab oleh peserta.

Dengan cara semacam itu, Dwi akan mengetahui apakah nanti setelah diterangkan tentang GGK, peserta memahami atau tidak. Harapan mahasiswi pengguna kaca mata tersebut, selain ilmu yang disampaikan dapat dipahami oleh peserta, juga apakah cara dia mempresentasikan tema GGK sudah baik dan benar.

Tak jauh berbeda dengan Dwi Aulia Wardhani, Mela Eka Wardani juga menjelaskan dihadapan para peserta. Namun, tema yang diangkatnya cukup bikin cair suasana. Ia menyampaikan presentasi ‘Gizi Seimbang untuk Ibu Menyusui’. Padahal yang menjadi peserta di ruang R 1.3 Gedung Perkuliahan STIKes WCH itu adalah bapak-bapak.

Dalam hal ini, dosen Pendidikan Gizi, Sri Hapsari SP, S. Gz., M. Gizi mengatakan penting bagi mahasiswa untuk dibimbing mempraktikkan ilmu yang sebelumnya hanya didapatkan secara teoritis. Agar lebih maksimal saat terjun langsung ke lapangan.

Untuk materi yang disampaikan kali ini, menurut Hapsari sangat mendasar. Yakni tentang, gizi seimbang untuk ibu menyusui dan gagal ginjal kronik. Dengan target peserta ialah bapak-bapak staff kampus.

Sehingga, para bapak atau suami ini diharapkan bisa turut membantu terkait pemilihan makanan. Termasuk menjaga agar suasana hati dan pikiran tetap tenang dan bahagia.

“Bagaimana pun, seorang bapak juga bertanggung jawab agar istri dan anaknya mendapat gizi seimbang, lebih-lebih saat ibu menyusui” ungkap dia.

Tak hanya ayah atau suami untuk target peserta dalam penyuluhan gizi bagi mahasiswa Prodi Gizi. Kedepan, lanjutnya, juga akan dijadwalkan secara bergantian sosialisasi kepada lansia, anak skeolah, ibu hamil dan remaja.

“Disini kita latih para Mahasiswa agar tidak sekedar paham teori saja,” ungkap wanita yang juga menjabat sebagai wakil ketua III ini.

Pewarta : Roihan Rikza

Kategori: Berita WCH

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *