KEPANJEN – Sebanyak 7 SMA/SMK/MA di Malang Raya binaan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Cipta Husana (STIKes WCH) mendapatkan penghargaan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Kepala BNPB Bapak Raditya Djati. Ketujuh sekolahan tersebut yaitu :

1. SMK 11 Kota Malang
2. SMA Modern Al Rifai Gondanglegi Kab. Malang.
3. SMA Al Khozini Gondanglegi Kabupaten Malang
4. SMK Al Madani Turen Kabupaten Malang
5. SMK Unggulan An Nur Bululalawang Kabupaten Malang
6. MA Khoiruddin Gondanglegi Kabupaten Malang
7. SMA Diponegoro Tumpang Kabupaten Malang
Sekolah-sekolah tergabung dalam program Radar Kesna yang digagas STIKes WCH.

Dr. Raditya Jati, S.Si, M.Si selaku Direktur Pengurangan Risiko Bencana BNPB mengatakan sebuah kampus juga bisa menjadi pelopor dan pemicu menyelamatkan dan menyadarkan masyarakat dalam menanggulangi bencana. Seperti yang dilakukan STIKes WCHKepanjen, Kabupaten Malang.

“Dari data, ternyata pengaruh keselamatan saat terjadi bencana itu ya ada di dalam diri kita masing-masing,” sebut Jati saat orasi keselamatan menghadapi bencana di acara Wisuda serta Angkat Sumpah Program Vokasi, Program Akademik Angkatan ke-VII serta Pelantikan Profesi Ners Angkatan Ke-III Tahun Akademik 2017/2018, Sabtu, (29/9).

Jati menyebut STIKes WCH jadi pemicu dan percontohan bagaimana seharusnya peran serta kampus menyadarkan dan mengupayakan penganggulangan bencana. “Program WCH ini sangat luar biasa, dan itu masuk 7 target global sampai 2030, sejak 127 negara ikut mendeklarasikan gerakan ini, Indonesia jadi salah satunya,” bebernya.

Maksud Jati, salah satunya adalah gerakan Radar Kesna STIKes WCH. Yang mana dari kegiatan tersebut sebanyak 7 perwakilan sekolahan (SMA/SMK/MA) di Malang Raya binaan STIKes Widya Cipta Husada mendapatkan penghargaan langsung dari BNPB.

Menurut dia, upaya untuk mengurangi korban jiwa, mengurangi warga terdampak, mengurangi kerugian ekonomi dan kerugian infrastruktur jadi targetnya. “Contohnya ya bagaimana salah satu yang dilakukan STIKes WCH dengan menggandeng instansi pendidikan,” bebernya. Ia menambah, target kedepan adalah juga bagaimana menyadarkan masyarakat agar memahami berbagai risiko bencana yang ada di sekitar wilayah mereka.

“Apa yang harus dilakukan jika saat ada gempa, nah edukasi edukasi semacam itu penting,” tegas Jati.

Pewarta : Miftachul ‘Ulum/Elfran Vido
Penyunting: Kholid Amrullah
Fotografer : Miftachul ‘Ulum