Oleh Dita Prima Insani

Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit menahun yang ditandai oleh kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal. Apabila dibiarkan tak terkendali, penyakit ini akan menimbulkan penyakit-penyakit lain yang berakibat  fatal. Termasuk penyakit  jantung, ginjal, kebutaan dan amputasi.

DM dapat menyerang warga segala usia, tanpa melihat status social maupun ekonomi. Di Indonesia saat ini, serangan penyakit DM belum menempati skala prioritas utama pelayanan kesehatan walaupun sudah jelas dampak negatifnya. Yaitu berupa penurunan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Sedangkan penanganan DM dapat di kelompokkan dalam empat pilar. Yakni edukasi, perencanaan makan, latihan jasmani dan intervensi farmakologis.

Selama ini belum banyak penelitian untuk mengetahui keberhasilan penanganan DM. Oleh karena itu perlu diadakannya evaluasi lebih lanjut dengan mengetahui faktor-faktor yang menentukan keberhasilan penanganan DM. Terutama DM tipe 2 yang  dapat dijadikan model untuk penanganan DM lebih lanjut.

4 Pilar Penatalaksanaan Diabetes Melitus

  1. Edukasi

Diabetes Melitus tipe2 umumnya terjadi pada saat pola gaya hidup dan perilaku setelah terbentuk dengan kokoh. Keberhasilan pengelolaan diabetes mandiri membutuhkan partisipasi aktif pasien, keluarga dan masyarakat. Untuk mencapai keberhasilan perubahan perilaku, dibutuhkan edukasi yang komprehensif yang meliputi pemahaman tentang:

  1. Penyakit DM
  2. Makna dan perlunya pengendalian dan pemantauan DM
  3. Penyulit DM
  4. Intervensi farmakologis dan non-farmakologis
  5. Hipoglikemia
  6. Masalah khusus yang dihadapi
  7. Cara mengembangkan system pendukung dan mengajarkan ketrampilan
  8. Cara mempergunakan fasilitas perawatan kesehatan

Edukasi secara individual dan pendekatan berdasarkan penyelesaian masalah, merupakan inti perubahan perilaku yang berhasil. Adapun perilaku yang diinginkan antara lain adalah:

  1. Mengikuti pola makan sehat
  2. Meningkatkan kegiatan jasmani
  3. Menggunakan obat diabetes dan obat obat-obat pada keadaan khusus secara aman dan teratur
  4. Melakukan Pemantauan Glukosa Darah Mandiri (PGDM) dan memanfaatkan data yang ada
  5. Perencanaan Makanan

Perencanaan makanan merupakan salah satu pilar pengelolaan diabetes. Faktor yang berpengaruh pada respon glikemik makanan adalah cara memasak, proses penyiapan makanan dan bentuk makanan serta komposisi makanan (karbohidrat, lemak dan protein). Yang dimaksud dengan karbohidrat adalah gula, tepung dan serat. Jumlah masukan kalori makanan yang berasal dari karbohidrat lebih penting dari pada sumber atau macam karbohidratnya. Standar yang diajukan adalah makanan dengan komposisi sebagai berikut:

  • Karbohidrat 60 – 70 %
  • Protein 10 – 15%
  • Lemak 20 – 25%

Makanan dengan komposisi karbohidrat sampai 70 – 75 % masih memberikan hasil yang baik. Jumlah kandungan kolesterol disarankan < 300 mg/hari. Latihan Jasmani

Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan latihan jasmani teratur (3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit) merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan diabetes tipe 2. Latihan jasmani dapat menurunkan berat badan (jalan, bersepeda santai, jogging, berenang). Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani. Perlu dibatasi atau jangan terlalu lama melakukan kegiatan yang kurang gerak (menonton televisi).

  1. Obat-obatan

Kadangkala diet dan aktivitas jasmani belum cukup mengendalikan kadar glukosa darah. Oleh sebab itu, dokter biasanya meresepkan sejumlah obat tertentu untuk menurunkan kadar glukosa agar normal. Patuhi jadwal dan tata cara minum obat. Bila mendapat suntikan insulin, Anda juga wajib mematuhinya. Pelajari tentang efek penggunaan obat dapat membantu apabila terjadi kegawat-darutan diabetes yang mengancam nyawa.

DAFTAR PUSTAKA

  1. http://eprints.undip.ac.id/32797/1/Acmad_Yoga.pdf
  2. https://www.kompasiana.com/irsyalrusad/54f8085ea33311ae608b4a06/inilah-4-pilar-penting-pengelolaan-diabetes-melitus
  3. https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/4-pilar-penting-mengatasi-diabetes/

 

*Penulis adalah mahasiswa Program Studi Gizi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Cipta Husada, Malang, semester V


1 Komentar

AHMAD AMIN · 24 September 2019 pada 3:59 am

Sangat bermanfaat dan membantu, terimakasih

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *