MALANG— Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Sekali rapat evaluasi, berbagai problematika dikoreksi. Demikian kira-kira isyarat dari rapat di teleconference, lantai satu Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Cipta Husada (STIKes WCH), Kamis (29/11/18).

Rapat yang dipimpin oleh Yuyud Wahyudi, Wakil Ketua I STIKes WCH, dan diikuti seluruh kaprodi dan seluruh civitas akademik lainnya, membahas tentang pembelajaran yang dilaksanakan di STIKes WCH dan beberapa hal yang menjadi agenda STIKes WCH.

Menurutnya, proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh para dosen dan mahasiswa, perlu dievaluasi oleh karena terdapat pembaruan undang-undang tentang pengajaran di Perguruan Tinggi (PT). “ Termasuk dalam hal ini adalah pembaharuan kurikulum,” ujar dosen keperawatan itu.

Menanggapi rapat evaluasi itu, Ketua STIKes WCH, Dr Tayubi Hariyanto SE., MM., menyatakan, bahwa tadi malam dia sendiri mendapatkan informasi mengenai pembaharuan pembelajaran untuk PT. Karenanya, ungkap dia, rapat evaluasi harus digelar dan sesegera mungkin dari hasil evaluasi dieksekusi.

“Mengingat sebentar lagi mahasiswa baru, semester berganti dan tenaga pengajar baru akan melengkapi kampus kesehatan ini. Semua harus dipersiapkan,” papar dia.

Mengenai evaluasi pembelajaran di STIKes WCH, lebih detail, Tayubi mencontohkan problematika kontrol terhadap absensi dosen dan jam mengajar yang harus sesuai dengan standart pengajaran. Misalnya, lanjut dia, tentang jam mengajar dosen yang telah diatur 60 persen untuk teori dan 40 persen untuk praktik.

“Jangan sampai dalam satu semester itu nantinya jika dikalkulasi malah terbalik. 40 persen teori sedangkan 60 persen praktik,” terangnya.

Semua proses pembelajaran, lanjutnya, harus disesuaikan dengan standar yang telah dikeluarkan dari Kementerian Riset Teknologi Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti), melalui undang-undang yang telah ditetapkan untuk semua PT di seluruh Indonesia.

Harapan Dr Tayubi dengan adanya rapat evaluasi seperti itu, menjadi salah satu upaya mencari solusi di antara banyaknya problematika yang muncul di kampus kesehatan ini.

“Rapat evaluasi yang disampaikan dengan cara terbuka seperti ini, akan saling mengisi mana kekurangan dan kelemahan yang harus segera diatasi,” tambahnya. []

Pewarta: Roihan Rikza

Kategori: Berita WCH

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *